Pantaskah Menjadikan Anak Sebagai Alasan (Hambatan) Dalam Melakukan Pekerjaan?
Anak bukan alasan kerja kita terhambat |
Minggu lalu, pada saat pertemuan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, saya bertemu dengan salah satu pengurus DWP, bu Nining, dan bertanya,
"Bu, kalau ada pertemuan DWP, apa boleh ajak anak?"
Kemudian beliau menjawab, "Boleh boleh saja, saya dulu begitu mbak. Saya sering mengajak anak saya kalau ada pertemuan atau kegiatan seperti ini."
"Kita tidak boleh menjadikan anak sebagai alasan atau hambatan untuk melakukan suatu pekerjaan", tegas beliau.
Bermula dari situ, saya langsung termenung dan teringat bahwa seringkali terjadi, pada saat akan melakukan suatu pekerjaan kita selalu memberikan alasan yang melibatkan anak.
Misalnya "Tadi aku masakin anak dulu, jadi telat", atau "Tadi anak saya agak rewel nggak mau ditinggal", dan sebagainya.
Pintar-Pintar Mengatur Waktu
Padahal semua itu bisa lho disiasati dengan mengatur waktu dengan baik, supaya tidak menghambat atau mengganggu pekerjaan yang lain.
Berbagi tugas dengan suami juga bisa banget tuh. Kalau suami lagi sibuk, bisa dong anaknya diajak masak bareng, seperti Ziyan senin lalu nih. Ngekor emaknya muluu xixixi.
Bagi New Mom, Memang berat ya Moms, membangun kebiasaan baru. Bangun lebih pagi buat nyiapin makan si kecil, steril botol susu, belum lagi nyuci baju si kecil. Kalau disebutin satu persatu nggak akan selesai nih. Malah melebar kemana-mana.
Intinya, kalau sudah terbiasa, nanti akan terasa lebih ringan. Pastinya, diiringi perasaan bahagia ya Moms, biar tidak merasa terbebani.
Bisa jadi Tuhan tak menilai berapa banyak langkah yang kau tapaki,
Tapi seberapa berat kau langkahkan kaki.
Yang mungkin terpaksakan diri, namun akhirnya kan dapat menikmati.
Posting Komentar untuk "Pantaskah Menjadikan Anak Sebagai Alasan (Hambatan) Dalam Melakukan Pekerjaan?"