Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Kaya untuk Berinfak dan Bersyukur

Menjadi kaya untuk berinfak dan bersyukur
Berinfak: belanja dan bersyukur (Ilustrasi)

Berinfak: Berbelanja?

Bekerja untuk memperoleh penghasilan yang banyak tidaklah dilarang. Hasilnya bisa untuk nafkah keluarga, dan sebagiannya untuk ditabung agar dapat digunakan di kemudian hari apabila ada kebutuhan mendesak.

Ada banyak cara bagi kita untuk berinfak. Mulai dari berinfak untuk keperluan diri kita sendiri, istri, anak, orang tua, serta bersedekah untuk fakir miskin. Iya, ia disebut sebagai infak, atau “belanja”.

Pembelanjaan harta dalam hal yang bermanfaat adalah sesuai dengan ketentuan Tuhan. Kalau tidak dapat bermanfaat, bisa jadi itu bukanlah harta. Karena harta itu ada 3 (tiga). 

  • Apa yang kita makan dan habiskan
  • Apa yang kita pakai sampai lapuk
  • Apa yang kita sedekahkan atau kita berikan kepada orang lain

Harta, oleh al-Quran dinamai khoir, “kebajikan”. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyia-nyiakan harta. Kita perlu memeliharanya, menggunakannya sesuai dengan peruntukannya, sehingga harta kita dapat dikatakan bermanfaat. 

Harta: Fungsi Sosial

Harta dapat memiliki fungsi sosial. Harta dapat digunakan untuk membantu orang yang membutuhkan, berzakat, dan muamalah. Harta itu harus kita nikmati, alias kita tidak boleh pelit terhadap diri sendiri. Tuhan senang melihat anugerah-Nya ditonjolkan oleh hamba yang memperoleh nikmat-Nya, dengan catatan “sewajarnya”. Batasan atau ukuran “wajar” disesuaikan dengan kondisi masyarakat atau lingkungan masing-masing. Oleh karena itu, penting sekali memilih lingkungan yang baik.

Apakah orang yang banyak Harta disebut orang yang kaya?

Perlu digarisbawahi, kaya itu bukan karena banyak harta. Sekian banyak milioner, pasti tidak akan merasa puas  dengan apa yang didapatkannya, dia akan selalu ingin tambah dan merasa kekurangan. 

Kaya itu diibaratkan lingkaran bulat. Meskipun lingkaran bulat itu sangat kecil tetapi bulat dengan sempurna, hitungannya genap 360 derajat. Lingkaran besar pun begitu, kalau lingkaran itu bulatnya tidak sempurna, hitungannya tidak ada 360 derajat. Bulatnya lingkaran itu diibaratkan kepuasan hati dengan apa yang telah diusahakan secara halal dan maksimal. Hal itu sama dengan kaya hati.

Banyak Kebutuhan: Miskin? 

Kebutuhan itu identik dengan kemiskinan. Semakin banyak kebutuhan kita, maka kita akan merasa semakin miskin. Dalam Bahasa Agama, kalau kita merasa tidak lagi membutuhkan sesuatu atau sudah merasa cukup dengan apa yang dimiliki, maka kita disebut sebagai seorang yang kaya.

Kantong kosong
Banyak kebutuhan: miskin?

Jadi, kaya itu ketika kita tidak lagi merasa menginginkan apapun. Kita merasa apa yang telah kita peroleh sudah mencukupi kebutuhan kita. Karena sejatinya manusia itu tidak pernah puas. Kalau dia tidak puas, maka menderita.

Semakin banyak yang kita butuhkan, maka kita disebut orang yang semakin miskin. Semakin sedikit kebutuhan kita, maka kita disebut semakin kaya. Itulah definisi kaya menurut agama. 

Kaya: Bersyukur

Nikmat syukur adalah milik seorang yang mampu bersyukur setelah memperoleh karunia Tuhan. Syukur bisa diartikan menampakkan sesuatu. Oleh karena itu, syukur dipertentangkan dengan kikir. Karena orang kikir tidak ingin menampakkan miliknya. Contohnya “Saya tidak punya uang”, padahal sebenarnya saya mempunyai uang. 

Kalau syukur ditampakkan, hartanya akan disedekahkan. Syukur itu menerima yang sedikit dan menganggapnya banyak, serta menganggap banyak apa yang diterima walaupun sedikit. Jadi ketika kita memberi sesuatu, kita menganggap itu sedikit. Tapi ketika kita menerima, maka kita menganggapnya banyak.

*

Kita memperoleh banyak sekali nikmat Ilahi, maka sepantasnya kita tak boleh  berkata bahwa kita tidak pernah mendapat nikmat. Terkadang satu nikmat itu berkaitan dengan nikmat-nikmat lain. Misalnya nikmat sehat, hidup tenang, aman, dan nyaman.

Alhasil, kalau kita mau menghitung nikmat Allah, maka kita tidak dapat menghitungnya. Karena terlalu banyak nikmat yang diberikan Allah kepada kita semua. Kita pasti akan diminta pertanggungjawaban-Nya menyangkut nikmat yang kita peroleh.

Wa Allah a'lam.

Sumber Referensi:

Youtube Najwa Shihab: Harta, Tahta, dan Kuasa. Bagaimana Islam Mengajarkan untuk Menikmatinya? | Shihab & Shihab



Posting Komentar untuk "Menjadi Kaya untuk Berinfak dan Bersyukur"