Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masalah, untuk Dihindari atau Dihadapi?


ilustrasi bertengkar

 

Fighting atau bertengkar, suatu hal yang sering terjadi di rumah tangga atau pacaran. Jadi bertengkar atau berantem itu unik. Ada yang bilang dalam sebuah hubungan, kalau enggak ada pertengkaran/berantem maka kita nggak akan belajar, ada yang bilang kalau berantem itu bumbu suatu hubungan. Meskipun begitu, tidak disarankan juga yaa kalau sengaja mencari masalah untuk bertengkar hehehe.

Jay Shetty mengatakan bahwa Hasil penelitian dari The Gottman Institute terkait Skill of healthy Relationship yaitu hubungan sehat tidak diukur dari romantisnya kencan dan makan malam berdua, tidak dari pemberian hadiah special kepada pasangan, tidak dari seringnya liburan, tidak dari indahnya perayaan ulang tahun pernikahan. Namun, hubungan sehat itu bermula dari belajar bagaimana menyelesaikan masalah dengan baik.

Jay Shetty dalam video Youtubenya menjelaskan bahwa setiap orang punya respon natural dalam bertengkar. Jadi, tipe bertengkar yang sudah diklasifikasikan Jay Shetty ada tiga. Buat apa sih perlu tahu tipe berantem ? tujuannya ya buat mengerti, memahami pasangan kita itu punya tipe yang seperti apa. Jadi bisa tahu apa yang diinginkan pasangan saat bertengkar. Sehingga nanti bisa buat belajar serta menemukan solusi dalam penyelesaian masalah. Terlihat sepele sih, tapi masalah dalam rumah tangga biasanya terjadi karena ketidakcocokan/ketidaktahuan antar pasangan dalam menyikapi suatu masalah.

Kalau kamu punya masalah dengan pasangan, kamu lebih memilih diam, menghindari pertengkaran atau lebih memilih untuk segera menyelesaikan masalah? Kalau aku, lebih memilih untuk diam. Jadi, suamiku sudah paham tuh, kalau aku tipe Hider. Lebih memilih diam dan butuh waktu untuk menenangkan diri dulu. Setelah merasa tenang, baru bisa diajak berpikir jernih dan membahas masalah yang terjadi.

Oh ya, Ada 3 tipe bertengkar yang sering terjadi dengan pasangan.

1.    Hider : tipe ini dianggap sering ngumpet, kabur dari masalah. Ketika ada masalah, tipe ini lebih memilih untuk menghindar atau menunda menyelesaikan masalahnya. Tipe ini merupakan tipe yang butuh waktu dan ruang dalam menenangkan diri untuk berpikir dan merefleksi kesalahan ataupun masalah yang dihadapi.

Apapun masalahnya, sebuah argument atau penolakan, tipe ini butuh waktu untuk mencerna terlebih dahulu. Jadi tidak bisa memutuskan suatu argument atau penyelesaian masalah dengan cepat. Aku banget nih, biasanya kalau aku butuh waktu maksimal 24 jam.. baru bisa memutuskan suatu hal.

Sisi buruk dari tipe ini, dia akan menjadi silent treatment untuk semua masalah di hidupnya. Permasalahan yang ada bukan untuk diselesaikan, tetapi dibiarkan tanpa solusi. Misalnya pasangan didiamkan berhari-hari, ngomong ala kadarnya ke pasangan. Sehingga kalau ada masalah selalu terbentuk pola yang sama yang ujung-ujungnya menjadi tidak terbuka dengan pasangan. Pada akhirnya akan merasa “mending diem aja, daripada diomongin ujung-ujungnya nggak didengerin”. Diemnya si Hider ini suatu saat dikhawatirkan akan meledak dan menjadi Exploder. Bener nggak? Mengungkit-ungkit masalah yang sudah terjadi. Jadi, kalau kamu tipe hider, jangan lama-lama yaa menenangkan dirinya.. jangan sungkan juga untuk mengungkapkan keluh kesahmu pada pasanganmu.

2.    Venter : tipe yang masalahnya harus langsung diselesaikan saat itu juga dan tanpa menunda-nunda. Memang sih, ada baiknya kalau masalah harus dibicarakan dan diselesaikan. Namun, enggak semua bisa diselesaikan saat itu juga karena terkadang pikiran masih belum jernih dan masih terbawa emosi.

Kalau Venter ketemu dengan Hider, ada baiknya mengambil jalan tengah yaitu menunggu hider agar lebih tenang supaya pikiran akan menjadi tenang dan mudah mencari solusi dari suatu masalah. Biasanya nanti si Venter bertanya.. “kalau butuh waktu.. kira-kira butuh waktu berapa hari untuk berpikir dan menenangkan diri?”

3.    Exploder : tipe yang kalau punya masalah langsung berapi-api atau membara. Maksudnya, meluapkan emosinya dengan memperlihatkan emosinya bahkan marah-marah, ada juga sampai mengeluarkan kata-kata buruk ataupun kasar. Dia marah karena tidak bisa menahan amarahnya. Tipe yang selalu marah-marah, tidak bisa tenang, tetapi tidak juga memberikan solusi. Tipe Exploder itu hanya butuh didengarkan. Jadi, kalau pasanganmu tipe Exploder, kamu harus sabar dan tetap siap mendengarkan amarah pasanganmu ya, walaupun mungkin kata-kata atau amarahnya bisa menyakiti hatimu. Dia hanya butuh didengarkan kok.  

Ingat ya, toleransi setiap orang terhadap masalah itu berbeda-beda. Oleh karena itu, yang membuat tipe marah jadi berbeda adalah bobot toleransi kita terhadap objek masalahnya. Misalkan meletakkan handuk tidak pada tempatnya. Bisa jadi menurut pasanganmu ini bukan suatu masalah, namun menurutmu ini merupakan suatu masalah. Bisa dipahami ya?

Pasangan itu harus menjadi guru kita, dan kita menjadi guru bagi pasangan kita. Guru melebihi educator yaa, dalam berbagai hal. Misalnya cara belajar bertengkar dari pasangan bisa membuat diri kita belajar. Belajar bersabar dan memahami pasangan.

Kalau kata Ario Pratomo dari Parentalk “Cari seseorang yang kamu bisa belajar dari, bareng, dan melalui.”


Sumber: https://youtu.be/_EcPDs7DEz4?si=vpwL4feVSesaDc-O

 Copyright: https://youtu.be/_EcPDs7DEz4?si=vpwL4feVSesaDc-O      


Posting Komentar untuk "Masalah, untuk Dihindari atau Dihadapi?"